Allahpun akan menambah nikmatnya. Tapi jika kita tidak bersyukur, kita akan kecewa, frustrasi, dan akhirnya putus asa.—————- —-Segala Sesuatu Telah Ditulis dalam Lauhul Mahfudz——– Kita sering membaca buku, koran, majalah, ensiklopedi yang ditulis manusia tentang kejadian yang telah terjadi.
Oleh Herry Oktavianus. “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” “Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.” “Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya”. Demikianlah tertulis pada kitab Kolose 323-24. Kolose 323-24 merupakan bagian tak terpisahkan dari semua yang dipaparkan Paulus sebagai Rasul Kristus dalam suratnya kepada jemaat gereja yang ada di Kolose. Paulus menyampaikan *hal-hal bersifat theologis yang penting dan patut untuk diketahui, dipahami dan diimplementasikan* oleh setiap anggota jemaat gereja di Kolose baik secara pribadi, persekutuan dan bahkan setiap anggota-anggota keluarga dalam suatu rumah tangga kristiani. Rasul Paulus mengawali guratan suratnya dengan mengungkapkan rasa bangganya terhadap jemaat Kolose yang telah membuktikan sikap dan cara hidup kristiani yang sesuai dengan ajaran Kristus TuhanKolose 13-14, walaupun begitu Paulus menganggap *tetap perlu* membekali jemaat Kolose dengan pengetahuan dan pemahaman theologis yang berpusat pada Kristus *Kristus Centris* contoh seperti tentang *”Kepenuhan hidup dalam Kristus, manusia baru, membangun hubungan anggota keluarga kristiani yang benar dan cara sikap hidup penuh kerendahan hati juga mengasihi sesama manusia”* Secara garis besar apa yang dipaparkan dalam kitab Kolose merupakan *_”Deskripsi atau penggambaran_”* doktrinisasi theologis kristiani yang bersumber dari Dogmatika Kristiani yang tertulis pada kitab Matius 2237-40, sehingga *segala sesuatu yang baik dan benar dilakukan* oleh setiap pribadi kristiani maupun kelompok termasuk di saat memenuhi tugas tanggungjawab dalam berbagai profesi bahkan status baik sebagai anggota-anggota keluarga, siswa di sekolah, guru, dosen, pendeta, pegawai, pejabat dan pembantu rumah tangga sekalipun tunaikanlah semua itu hanya untuk *_”Kristus TUHAN bukan untuk dunia ini, diri sendiri maupun manusia_”* dan segala sesuatu yang dilakukan berdasarkan iman *untuk Tuhan* pasti akan memperoleh upahbayaran, dimana besaran *upah* tersebut tidak dapat disamakan apa lagi dibandingkan dengan nilai nominal maupun harta duniawi, yaitu *upah* yang akan diberikan Tuhan kepada setiap orang yang setia berbuat hanya untuk Tuhan sepanjang perjalanan hidupnya di dunia yang fana ini. *_”kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu 324. Bila orang-orang yang tidak hidup di jalan Tuhan/tidak hidup dalam Kristus Tuhan melakukan segala sesuatu hanya untuk mewujudkan kepentingan maupun kebutuhan hidup bersifat sesaat, yaitu sebatas pemenuhan kedagingan yang akan binasa akan tetapi tidaklah demikian kesediaan setiap pribadi Kristiani dalam berbagai aktivitas yang dilakukannya, selayaknya dilakukan *berdasarkan tanggungjawab iman yang berorientasi untuk Tuhan* bukan sekedar mengikuti suatu kegiatan biasa dan rutinitas saja karena pola hidup berdasarkan iman kristen adalah suatu pola hidup *”melayani Tuhan juga melayani manusia”* Tuhan tidak akan membiarkan setiap orang yang hidup berbuat untuk Tuhan, karena Tuhan akan senantiasa memperhatikan apapun yang menjadi kebutuhan hidupnya. ingatlah bahwa setiap jerih payah dan pengorbanan karena berbuat untuk Tuhan tidak akan pernah sia-sia. Segala perbuatan yang ditujukan untuk mempermuliakan Tuhan dalam berbagai kebajikan itu sama dengan berinvestasi di sorga dan pasti akan menikmati hasilnya sebab Tuhan setia dengan segala janji-janji firman-Nya. *_”Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN.”_*Mazmur 910 “Segala kemuliaan bagi TUHAN ditempat maha tinggi dan damai sejahtera bagi setiap orang yang berkenan kepada-Nya”
\nlakukanlah segala sesuatu seperti untuk tuhan
1 Yakobus 1:17. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” (Yakobus 1:17) 2. Lukas 6:38. “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke

Teman-teman yang dikasihi dalam nama Tuhan Yesus, kita telah lama lalui hari-hari bersama didalam persekutuan PMK Apostolos. Banyak peristiwa dan moment yang juga kita rasakan bersama di kampus kita tercinta di Sanata Dharma. Entah itu dalam acara Natal 2011, bakti sosial ataupun acara yang baru saja kita lakukan yaitu retreat. Dan saat ini pun kita akan mengadakan acara paskah. Pasti banyak kesibukan yang kita lakukan demi acara yang kita adakan dapat berhasil. Marilah kita ingat kembali pada acara Natal 2011 dan retreat kemarin. Panitia dan anggota PMK, bekerja keras dalam menyusun acara, merancang dekorasi, menjaga stand pendaftaran dari pagi hingga sore, menggalang dana, tiap minggu selalu berkumpul buat membahas bagaimana acara itu dilaksanakan. Itu semua mungkin membuat kita merasa lelah dan letih, belum juga kita memikirkan tugas kita sebagai seorang mahasiswa yaitu belajar. Banyak pelayanan yang telah kita lakukan teman-teman. Namun pertanyaannya adalah sebenarnya kita melakukan semua itu untuk siapa? Pada saat baksos mungkin dalam hujan-hujan kita nekad untuk membagi-bagikan makanan buat saudara kita yang tidak mampu, yang terlintas dipikiran kita mungkin hanya memberikan buat manusia, atau demi si A atau si B, atau demi mendapatkan foto supaya bisa eksis dalam facebook. Dalam acara Natal atau Retreat, kita mungkin bersusah payah buat acara berlangsung, yang dilayani adalah jemaat. Dan sebentar lagi acara Paskah kita, pasti akan banyak kesibukan lagi yang kita lakukan. Tapi untuk siapa sih sebenarnya kita lakukan semuanya itu? Untuk menjawab semua pertanyaan itu, marilah kita buka “Alkitab” kita teman-teman, dalam Kolose 3 23, yang mengatakan “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”. Artinya begini, sekalipun kita melakukan semua itu untuk orang lain, namun Tuhan mengingatkan kita dalam ayat ini, supaya kita tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Tuhan Yesus menginginkan agar setiap apa yang kita lakukan bukan sekedar untuk manusia saja melainkan untuk Tuhan. Kata “Seperti” dalam ayat tersebut bukan berarti sebuah kepura-puraan, tapi memiliki arti yakni “seindah kita melakukan bagi Tuhan”. Bukan hanya menyenangkan hati manusia, melainkan untuk menyenangkan hati Tuhan. Dengan memahami ayat tersebut, berarti kita diberikan pelajaran berharga oleh Tuhan yaitu untuk melakukan semua pelayanan kita dengan motivasi yang benar, yang mengarah kepada Tuhan. Bukan untuk terlihat eksis dalam jejaring sosial atau kepura-puraan belaka melainkan motivasi yang murni dan suci untuk menyenangkan hati Tuhan. Kita melakukan segala hal dengan komitmen penuh, bukan karena diminta manusia melainkan karena kita mempesembahkannya bagi Tuhan. Artinya Jika kita melakukan bakti sosial, kita membantu sesama dengan tulus, karena kita melakukan bagi Tuhan, bukan untuk kepura-puraan supaya terlihat eksis, atau karena iseng daripada di rumah tidak mengerjakan apa-apa, tapi kita melakukan baksos membantu sesama karena didasari oleh motivasi cinta kasih yang Tuhan Yesus telah ajarkan kepada kita. Sebagai panitia sebuah acara, kita lakukan dengan sungguh-sungguh karena kita mempersembahkan tenaga dan waktu kita bagi Tuhan, bukan sekedar untuk memeriahkan acara. Dengan demikian kita tidak lagi malas atau ogah-ogahan dalam menyusun acara, atau mondar-mandir mengurus surat-surat buat kepentingan acara. Sebagai mahasiswa, kita belajar dengan giat bukan semata-mata untuk mendapatkan nilai A, tapi menyadari sungguh-sungguh bahwa kita melakukan demi memuliakan nama Tuhan. Jadi teman-temanku yang kukasihi, ketika kita melakukan segala sesuatu, lihatlah apa motivasi dibalik semua itu! Dan Kita memang tidak tahu sampai kapan Tuhan memberikan kesempatan bagi kita menjalani kehidupan di muka bumi ini. Namun berapapun waktu yang Tuhan anugerahkan kepada kita, semoga kita dimampukan untuk mempersembahkan hidup kita bagi Dia, karena itu adalah ibadah kita yang sejati Roma 121. adhy/4/1/2012

Segalasesuatu bersandar kepada-Ku, bagaikan mutiara diikat pada seutas tali ( Prabhupada, 1986 : 361). Segala sesuatu memang bersandar dan tergantung pada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan Yang Maha Esa adalah sumber asli segala sesuatu. Tuhan bersifat maha mutlak dan di luar jangkauan daya pikir filosofis yang paling besar sekalipun.
1Berdiri teguh dalam iman. 2.Bersikaplah sebagai laki-laki (Integritas dan memegang teguh komitmen, tidak terombang-ambing) 3.Tetap kuat dalam segala keadaan. 4.Lakukanlah segala pekerjaan dengan kasih (lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan, Kolose 3 : 23) 5.Taat terhadap Firman Tuhan. Saudara dan saudari yang terkasih, marilah kita
Lakukanlah segala pekerjaanmu dalam kasih!" Kuasai diri kita dan hidup seperti Yesus, yaitu meletakkan kasih diatas segalanya. Dengan melaksanakan segala sesuatu berlandaskan kasih sayang dan ketulusan, niscaya Tuhan akan memberkatimu kembali. 7. Roma 13:10. Tetapi perlakukan mereka dengan kasih yang sama seperti yang Tuhan ajarkan.
14) Lakukanlah segala sesuatu, tetapi yang terpenting adalah saling mengasihi. Kasih yang mempersatukan kamu semua dengan sempurna. perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (23) Pekerjaan apa saja yang diberikan kepadamu, hendaklah kalian mengerjakannya dengan sepenuh hati, seolah-olah Tuhanlah yang
Lakukanlahsegala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang be Baca Alkitab, temukan rencana, dan cari Tuhan setiap hari. Dapatkan Aplikasinya {{#signedIn}} Profil {{/signedIn}} Bantuan & Dukungan
Hatikugembira, alleluya, saat 'ku diajak ke rumah Tuhan. 1. Sekarang 'ku berdiri, alleluya, di pintu gerbangmu, Yerusalem. 2. Yerusalem, kau kota megah kuat dan sentosa, alleluya, tempat segala bangsa datang bersyukur. 3. Semoga kesejahteraan ada padamu, Yerusalem, alleluya, karena Allah tinggal dalam dikau.
Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (1 Korintus 10:31). Ia berkata, apapun yang kita lakukan, seharusnya itu diarahkan untuk memuliakan Tuhan dan bukan untuk mencari popularitas atau keuntungan pribadi. Mengapa demikian?
w0t0.
  • j6a0d17xb9.pages.dev/127
  • j6a0d17xb9.pages.dev/273
  • j6a0d17xb9.pages.dev/287
  • j6a0d17xb9.pages.dev/25
  • j6a0d17xb9.pages.dev/371
  • j6a0d17xb9.pages.dev/344
  • j6a0d17xb9.pages.dev/522
  • j6a0d17xb9.pages.dev/776
  • j6a0d17xb9.pages.dev/997
  • j6a0d17xb9.pages.dev/812
  • j6a0d17xb9.pages.dev/295
  • j6a0d17xb9.pages.dev/574
  • j6a0d17xb9.pages.dev/46
  • j6a0d17xb9.pages.dev/860
  • j6a0d17xb9.pages.dev/570
  • lakukanlah segala sesuatu seperti untuk tuhan