Sesungguhnyakebaikan akhlak merupakan sifat yang mulia nan tinggi. Barangsiapa yang menghiasi dirinya dengannya, niscaya sifatnya akan terhias indah dan hatinya akan jernih. Akhlak yang baik mencabut kedengkian dan
Dari An Nawas bin Sam’an radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabdaالبر حسن الخلق“Kebajikan itu keluhuran akhlaq”[1]Hadits ini memiliki beberapa kandungan sebagai berikutHadits ini menunjukkan urgensi akhlak dalam agama ini, karena nabi shallallahu alaihi wa sallam memberitakan bahwa seluruh kebajikan terdapat dalam keluhuran akhlak. Dengan demikian, seorang yang baik adalah seorang yang luhur Ibnu Rajab al Hambali rahimahullah menjelaskan makna kata al birr kebajikan yang terdapat dalam hadits di atas. Beliau berkata,من معنى البر أن يراد به فعل جميع الطاعات الظاهرة والباطنة كقوله تعالى ولكن البر من آمن بالله واليوم الآخر والملائكة والكتاب والنبيين وآتى المال على حبه ذوي القربى واليتامى والمساكين وابن السبيل والسائلين وفي الرقاب وأقام الصلاة وآتى الزكاة والموفون بعهدهم إذا عاهدوا والصابرين في البأساء والضراء وحين البأس أولئك الذين صدقوا وأولئك هم المتقون[Diantara makna al birr adalah mengerjakan seluruh ketaatan, baik secara lahir maupun batin. Makna seperti ini tertuang dalam firman Allah ta’ala,لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ ١٧٧“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. MerekaiItulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” Al Baqarah 177.][2]Dari penjelasan Ibnu Rajab dan teks ayat dalam surat Al Baqarah tersebut, kita dapat memahami dengan jelas bahwa yang dinamakan kebajikan al birr turut mencakup keimanan yang benar terhadap Allah, mengerjakan perintah-Nya dan tentunya meninggalkan larangan-Nya, serta berbuat kebajikan terhadap sesama makhluk juga bisa menyatakan, – berdasarkan hadits An Nawwas radhiallahu anhu di atas-, bahwa seorang yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang benar, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan berbuat kebajikan terhadap sesama adalah seorang yang berakhlak luhur, karena nabi shallallahu alaihi wa sallam mendefinisikan al birr dengan keluhuran akhlak, dan pada ayat 177 surat Al Baqarah di atas Allah menjabarkan berbagai macam bentuk al kata lain, seorang yang berakhlak luhur adalah seorang yang mampu berakhlak baik terhadap Allah ta’ala dan sesamanya. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,حُسْن الْخُلُق قِسْمَانِ أَحَدهمَا مَعَ اللَّه عَزَّ وَجَلَّ ، وَهُوَ أَنْ يَعْلَم أَنَّ كُلّ مَا يَكُون مِنْك يُوجِب عُذْرًا ، وَكُلّ مَا يَأْتِي مِنْ اللَّه يُوجِب شُكْرًا ، فَلَا تَزَال شَاكِرًا لَهُ مُعْتَذِرًا إِلَيْهِ سَائِرًا إِلَيْهِ بَيْن مُطَالَعَة وَشُهُود عَيْب نَفْسك وَأَعْمَالك .وَالْقِسْم الثَّانِي حُسْن الْخُلُق مَعَ النَّاس .وَجَمَاعَة أَمْرَانِ بَذْل الْمَعْرُوف قَوْلًا وَفِعْلًا ، وَكَفّ الْأَذَى قَوْلًا وَفِعْلًا[Keluhuran akhlak itu terbagi dua. Pertama, akhlak yang baik kepada Allah, yaitu meyakini bahwa segala amalan yang anda kerjakan mesti mengandung kekurangan/ketidaksempurnaan sehingga membutuhkan udzur dari-Nya dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya harus disyukuri. Dengan demikian, anda senantiasa bersyukur kepada-Nya dan meminta maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-Nya sembari memperhatikan dan mengakui kekurangan diri dan amalan anda. Kedua, akhlak yang baik terhadap sesama. kuncinya terdapat dalam dua perkara, yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan].[3]Terdapat persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa makna keluhuran akhlak akhlakul karimah terbatas pada interaksi sosial yang baik dengan sesama. Hal ini kurang tepat, karena menyempitkan makna akhlakul karimah, silahkan anda lihat kembali penjelasan di terkadang terdapat selentingan perkataan yang terkadang terucap dari seorang muslim, yang menurut kami cukup fatal, seperti perkataan, “Si fulan yang non muslim itu lebih baik daripada fulan yang muslim” atau ucapan semisal. Ucapan ini terlontar tatkala melihat kekurangan akhlak pada saudaranya sesama muslim, kemudian dia membandingkan saudaranya tersebut dengan seorang kafir yang memiliki interaksi sosial yang baik dengan itu cukup fatal karena seorang muslim yang bertauhid kepada Allah, betapa pun buruk akhlaknya, betapapun besar dosa yang diperbuat, tetaplah lebih baik daripada seorang kafir, yang berbuat syirik kepada Allah ta’ala. Hal ini mengingat dosa syirik menduduki peringkat teratas dalam daftar yang memiliki interaksi sosial yang baik terhadap sesama, namun dia tidak menyembah Allah atau tidak menauhidkannya dalam segala bentuk peribadatan yang dilakukannya, maka dia masih dikategorikan sebagai seorang yang berahlak demikian? Hal itu dikarenakan dia tidak merealisasikan pondasi keluhuran akhlak, yaitu berakhlak yang baik kepada sang Khalik yang telah mencurahkan berbagai nikmat kepada dirinya dan seluruh makhluk. Dan bentuk akhlak yang baik kepada Allah adalah dengan menauhidkan-Nya dalam segala peribadatan, karena tauhid merupakan hak Allah kepada setiap hamba-Nya sebagaimana dinyatakan dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu.[4]Hal ini pun dipertegas dalam hadits Aisyah radhiallahu anhu. Beliau bertanya kepada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, [Wahai rasulullah! Ibnu Jud’an, dahulu di zaman jahiliyah, adalah seorang yang senantiasa menyambung tali silaturahim dan memberi makan orang miskin, apakah itu semua bermanfaat baginya kelak di akhirat? Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab,لاَ يَنْفَعُهُ إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا رَبِّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى يَوْمَ الدِّينِ“Hal itu tidak bermanfaat baginya karena dia tidak pernah sedikit pun mengucapkan, “Wahai Rabb-ku, ampunilah dosa-dosaku di hari kiamat kelak.”][5]Ibnu Jud’an adalah seorang yang memiliki akhlak yang baik kepada sesama manusia, meskipun demikian, keluhuran akhlaknya kepada manusia tidak mampu menyelamatkannya dikarenakan dia tidak menegakkan pondasi akhlak, yaitu akhlak yang baik kepada Allah dengan beriman dan bertauhid disebutkan di atas bahwa bentuk akhlak yang baik kepada Allah adalah dengan menauhidkan-Nya. Berdasarkan hal ini kita bisa menyatakan bahwa seorang yang mempersekutukan Allah dalam peribadatannya berbuat syirik adalah seorang yang berakhlak buruk, meski dia dikenal sebagai pribadi yang baik kepada pula, kita bisa menyatakan dengan lebih jelas lagi bahwa seorang yang dikenal akan kebaikannya kepada sesama manusia, jika dia berbuat syirik seperti memakai jimat[6], mendatangi dukun[7], menyembelih untuk selain Allah[8], mendatangi kuburan para wali untuk meminta kepada mereka[9], maka dia adalah seorang yang berakhlak dari penjelasan di atas, kita bisa memahami perkataan Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah rahimahullah berikut,الذنوب مع صحة التوحيد خير من فساد التوحيد مع عدم هذه الذنوب[“Berbagai dosa yang terdapat pada diri seorang, namun masih dibarengi dengan tauhid yang benar itu masih lebih baik daripada tauhid yang rusak meskipun tidak dibarengi dengan berbagai dosa.”][10]Jangan dipahami bahwa beliau mengenyampingkan atau menganggap ringan perbuatan dosa dengan perkataan tersebut. Namun, beliau menerangkan bahwa perbaikan tauhid dengan menjauhi kesyirikan merupakan proritas pertama yang harus diperhatikan oleh kita sebelum menjauhi berbagai bentuk dosa lain yang tingkatannya berada di bawah dosa lain dari penyempitan makna akhlak sebagaimana dikemukakan di atas adalah anggapan bahwa akhlak yang baik kepada manusia itu lebih penting daripada tauhid. Akibatnya, rata-rata materi dakwah para da’i adalah berkutat pada upaya menyeru manusia untuk berbuat baik pada sesamanya dan menomorduakan dakwah tauhid, kalau tidak mau dikatakan bahwa mereka memang tidak pernah menyampaikan materi tauhid kepada mad’ ini tidak lain disebabkan karena mereka belum mengetahui definisi akhlak yang disebutkan oleh para ulama seperti yang dikemukakan oleh Imam Ibnu Rajab dan Ibnul Qayyim rahimahumallah di atas. Sehingga, tatkala mereka membaca hadits-hadits nabi seperti, “ Kebajikan itu keluhuran akhlaq “; “Tidak ada amalan yang lebih berat apabila diletakkan di atas mizan daripada akhlak yang baik.”; “Apa karunia terbaik yang diberikan kepada hamba?, nabi menjawab. “Akhlak yang baik.”, mereka berkeyakinan bahwa hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa berakhlak baik kepada sesama lebih tinggi derajatnya daripada menauhidkan Allah ta’ala secara akhir artikel ini, kami kembali mengingatkan bahwa akhlak yang baik kepada Allah, itulah yang harus menjadi fokus perhatian dalam pembenahan diri kita, dan yang menjadi fokus utama adalah bagaimana kita berusaha membenahi tauhid kita kepada Allah. Jika kita memiliki interaksi yang baik dengan-Nya, dengan menauhidkan-Nya, mengerjakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, niscaya Allah ta’ala akan memudahkan kita untuk berinteraksi yang baik baca berakhlak yang baik dengan sesama. Itulah makna yang kami pahami dari sabda nabi shallallahu alaihi wa sallam,من التمس رضى الله بسخط الناس رضي الله عنه وأرضى الناس عنه ومن التمس رضا الناس بسخط الله سخط الله عليه وأسخط عليه الناس[“Barangsiapa mencari ridha Allah meski dengan mengundang kemurkaan manusia, niscaya Allah akan ridha kepadanya dan akan membuat manusia juga ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridha manusia dengan mengundang kemurkaan Allah, niscaya Allah akan murka kepadanya dan akan membuat manusia turut murka kepadanya.”][11]Waffaqaniyallahu wa dari al Mau’izhatul Hasanah fil Akhlaqil Hasanah karya Syaikh Abdul Malik RamadhaniBuaran Indah, Tangerang, Banten 29 Jumadits Tsani 1431 Muhammad Nur Ichwan MuslimArtikel HR. Muslim 2553.[2] Jami’ul Ulum wal Hikam hlm. 252-253. Asy Syamilah.[3] Tahdzibus Sunan sebagaimana tertera dalam catatan kaki Aunul Ma’bud 13/91.[4] HR. Bukhari 5912; Muslim 30.[5] HR. Muslim 214.[6] Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memakai jimat, sungguh dia telah berbuat syirik.” HR. Ahmad 17458.[7] Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun lalu membenarkan perkataannya, atau mengauli istrinya yang sedang haidh, menyetubuhi dubur istrinya, maka sesungguhnya dia telah berlepas diri dari ajaran yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.” HR. Abu Dawud 3408; Tirmidzi 135; dan selain mereka.[8] Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat orang yang menyembelih baca memberikan sesajen untuk selain Allah.” HR. Muslim 1978.[9] Allah ta’ala berfirman mengenai ucapan orang-orang musyrik, yang artinya, “Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan, dan mereka berkata “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada Kami di sisi Allah.” Yunus 18.[10] Al Istiqamah 1/466; Asy Syamilah.[11] HR. Ibnu Hibban 276.
Hikmahitu berasal dari kesempurna an Dzat Allah swt dan keberlangs ungan eksistensi nya yang terus menerus, tiada pernah berakhir. Allah memberikan nya kepada orang-oran g pilihan-Ny a. Jarang orang mendapatka nnya kecuali ia telah meninggalk an keduniawia n, menundukka n hawa nafsunya sambil membawa ketakwaan, ke-wara-an, ke-zuhud-a n hakiki
Home Privacy Policy Contact US Disclaimer About Us Sitemap Homeucapan yang baik akan membawa kepada akhlak Ucapan Yang Baik -Ucapan Yang Baik- Mengungkapkan Ucapan Yang Baik terhadap orang-orang yang kita kasihi yakni suatu hal yang wajib dilaksanakan. Dengan demikian itu, maka hubungan di antara kalian malahan akan semakin erat dan harmonis lagi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Melainkan kadangkala mencari Ucapan Yang Baik yang pas menjadi kendala utama. Hal hal yang demikian jangan cemas lagi, […]
Lebahtidak pernah mematahkan ranting yang ia hinggapi, karena lebah hewan yang lembut. Pun muslim dengan kepribadian lebah. Dia tidak akan melakukan perbuatan yang bersikap destruktif dan merugikan. Baik merugikan diri sendiri, kelompok/ jamaah, keluarga, tetangga dan masyarakat. Ia akan menjaga tingkah polahnya.
ULANAGAN TENGAH SEMESTER 1 MADRASAH IBTIDAIYAH MA’ARIF KEDUNGSARI TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Hari/Tanggal Mata Pelajaran FIKIH Nama Kelas Empat IV I. Pilih tanda silang X pada salah satu pilihan a, b, c,atau d pada pilihan yang paling tepat !! 1. Ucapan yang baik akan membawa kepada Akhlak ……… b. marhamah c. mamdudah d. mazmudah 2. Allah sangat suka kepada hambanya yang suka ……….. a. marah b. berbicara c. berdzikir d. bertingkah 3. Kalimat yang baik disebut kalimat ………. a. Tabriyah b. Taqriyah c. Tayyibah d. Tayyimah 4. Apabila mendengarkan ada musibah,kita mengucapkan …….. a. Alhamdulillah b. Innalillahi wainna ilahi roji’un c. Allahu Akbar d. Subahanallah 5. Ayat tentang musibah terdapat dalam surat…… – Baqoroh 157 b. Al – Maidah 157 c. An – Nisa’ 156 d. Ali – Imron 158 6. Kita diciptakan oleh Allah dan akan kembali kepada Nya adalah,arti dari ……. a. Alhamdulillah b. Allahu Akbar c. Innalillahi wainna ilahi roji’un d. Subhanallah 7. Andi mendengarkan muazin membaca “ Hayya Alassholah “,maka Andi membaca…….. Akbar b. Astaghfirullah d. La Haula Wala Quwwata Illa Billah 8. Bacaan “la Haula Wala Quwwata Illa Billah “ artinya ……… a. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan kuasa Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. b. Maha Benar Allah c. Allah Maha Kaya d. Tidak ada artinya 9. Ahmad adalah anak yang suka menolong, Ahmad menpunyai Akhlak ……. a. tercela b. ternoda c. mulia/terpuji d. termuda 10. Allah adalah Pemberi Petunjuk, sifat tersebut adalah ……… a. Al – Mukmin b. Al – Qohhar c. Al – Azim d. Al - Huda 11. Nama – nama Allah yang baik atau mulia disebut……. a. Akmaul husna b. Asmaul Husna c. Amirul Mukminin d. Amirullah 12. Firman Allah “ ” ُ ك ْ ن فَيَ ُ ك ْ نartinya …….. a. maka jadi b. Baguslah maka bagus c. Besarlah maka besar d. jadilah maka jadi 13. Diantara nama Allah itu Al Mukmin artinya ………. a. Maha Pemberi Petunjuk b. Maha Pemberi rasa aman c. Maha Besar d. Maha Bijaksana 14. Jumlah nama Allah keseluruhan ada …………. a. 100 b. 99 c. 33 d. 10 15. Al Hakim adalah salah satu nama Allah yang artinya ………. a. Maha Pemurah b. Maha Bijaksana c. Maha Adil d. Maha Pemberi Petunjuk 16. Zaki berubah menjadi anak yang baik, karena Allah telah memberikan ………. a. amanah b. karomah c. hidayah d. Fatonah 17. Allah adalah Hakim yang Maha ……. a. Tidak adil b. Bijak c. Adil d. Besar 18. Setiap amal perbuatan manusia akan dibalas oleh Allah, walau sebesar …… a. jagung b. biji padi c. biji bayam/ sawi d. biji mangga 19. Adlu artinya yang Maha ……. a. bijaksana b. memberi rasa aman c. Adil d. Besar 20. Al Azim artinya yang Maha …….. a. Pemberi rasa aman b. Maha Adil c. yang Maha Agung dan Mulia d. Maha Bijaksana 21. Didalam kandungan surat At – Tin 8 terdapat nama Allah yaitu…….. a. Al – Adlu b. Al – Huda c. Al – Hakim d. Al – Azim 22. Diantara Hikmah mengenal sifat – sifat Allah kecuali……… a. selalu meminta perlindungan kepada Allah b. Selalu meminta petunjuk kepada Allah c. bersikap adil kepada siapa saja, karena Allah bersikap adil kepada hambanya d. tidak mau peduli kepada orang lain 23. Tidak ada yang patut disembah disembah kecuali hanya……… a. malaikat b. Allah SWT c. Rosul d. Kitab 24. Bila kita mendengar ada tetangga yang meninggal, kalimat Toyyibah yang diucapkan ……… a. Innalillahi Wainna Ilahi Roji’un b. Alhamdulillah c. Masya Allah d. Subhanallah 25. Orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang ……… a. kaya b. malas c. bertaqwa d. cantik atau tampan II. ISILAH TITIK DIBAWAH INI DENGAN JAWABAN YANG TEPAT!!!! 1. Amir selalu mengingat Allah,berarti Amir selalu …………………..Kepada Allah. 2. Bila kita mengalami musibah yang berat, ucapan yang baik adalah ……………… 3. Kalimat- kalimat yang baik disebut juga ………………………………………….. 4. Salah satu kalimat Toyyibah adalah ………………………………………………. 5. Kita merasa aman, karena Allahlah yang Maha …………………………………... 6. Salah satu nama Allah adalah Al Huda artinya …………………………………… 7. Allah akan membalas semua amal perbuatan manusia, walau sekecil biji………… 8. Al – Azim artinya ………………………………………………………………… 9. Allah adalah Hakim yang paling …………………………………………………. 10. Hidup didunia adalah ladang untuk menuju ………………………………………
Sebagaimanayang kami kutip dari buku Prof. Drs. H. Yunahar Ilyas Lc, M.A dan juga untuk memenuhi tugas Akidah Akhlaq dan juga untuk membuat kita semakin lebih mengerti akan pentingnya akhlaq dalam diri kita. Demikianlah, makalah ini kami buat dengan sebenar-benarnya, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat.
– Secara sengaja, saya pernah memperhatikan cara-cara bermuamalah beberapa orang di sekitar saya. Namun, selama hidup beberapa tahun bersama mereka, saya tidak pernah melihat senyuman mereka. Bahkan, saya tidak pernah melihat mereka sekalipun berbasa-basi untuk suatu kelakar, atau menanggapi dengan ramah setiap perkataan orang lain terhadap kenyataan tersebut, saya berkesimpulan bahwa mereka memang telah terbiasa hidup dengan watak dan sikap seperti itu terhadap siapa pun. Namun, alangkah terkejutnya diri saya ketika melihat perubahan sikap dan watak mereka yang sangat drastis ketika berada di sebuah pertemuan penting yang dihadiri oleh orang-orang kaya dan pejabat. Pasalnya, di tempat tersebut mereka terlihat sangat murah senyum dan ramah kepada siapa saja. Dari perubahan ini, saya menyimpulkan bahwasanya senyuman dan keramahan yang mereka tampakkan saat itu tidaklah tulus, atau hanya berdasarkan suatu kepentingan. Akibatnya, mereka pun kehilangan pahala yang sangat seorang mukmin akan senantiasa beribadah kepada Allah dengan seluruh akhlak yang terpuji dan kecapakan yang baik dalam bermuamalah dengan semua orang. Artinya, ia berakhlak terpuji dan bersikap baik kepada orang lain bukan karena kedudukan atau harta, bukan pula karena ingin mendapat pujian orang lain, disukai oleh seorang wanita, atau mendapat pinjaman harta, akan tetapi semata-mata agar dicintai Allah dan Allah menjadikan dirinya dicintai oleh semua Betapapun, barangsiapa memandang berakhlak terpuji itu sebagai suatu ibadah, niscaya ia akan selalu bermuamalah sebaik-baiknya terhadap orang kaya ataupun miskin, dan juga terhadap seorang pimpinan ataupun seorang suatu hari seorang petugas kebersihan jalan menyodorkan tangannya kepada Anda untuk bersalaman, lalu di tempat lain seorang pejabat tinggi juga menyodorkan tangannya kepada Anda untuk bersalaman, saya tidak tahu apakah Anda akan menyambut tangan keduanya dengan keramahan, senyuman, dan keceriaan wajah yang sama atau yang pasti, menurut Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam keduanya sama-sama harus mendapatkan sambutan yang ramah, tulus, dan penuh kasih sayang. Pasalnya, bisa jadi orang yang Anda remehkan dan tidak Anda pedulikan itu adalah justru orang yang di sisi Allah lebih baik dari seluruh isi dunia ini daripada orang yang Anda hormati dan Anda sambut dengan Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada Hari Kiamat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” 1Beliau juga pernah berkata kepada Asyaj ibn Abdu Qais, “Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua hal yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.”Apakah kedua hal tersebut shalat malamkah atau puasa di siang hari?Asyaj sangat gembira dengan kabar tersebut dan langsung bertanya, “Apa kedua hal tersebut, wahai Rasulullah?”Beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Kesabaran dan kemurahan hati.” 2Dan ketika ditanya tentang kebajikan, beliau menjawab, “Kebajikan itu adalah dengan berakhlak terpuji.” 3Sedangkan ketika ditanya tentang perkara yang akan paling banyak membawa orang-orang ke surga, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Ketakwaan kepada Allah dan akhlak terpuji.” 4Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda “Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan lembut perangainya murah hati, yaitu orang yang ramah terhadap orang lain dan orang lain ramah terhadapnya. Dan sesungguhnya tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak ramah terhadap orang lain dan orang lain tidak ramah terhadapnya.” 5Pada kesempatan lain, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam juga pernah bersabda “Tidak ada suatu perkara pun yang lebih berat timbangannya dari akhlak yang terpuji.” 6Kemudian, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam juga telah menegaskan “Sesungguhnya dengan akhlak terpujinya seseorang akan bisa mencapai derajat orang yang senantiasa bangun shalat malam dan berpuasa pada siang hari.” 7Singkat kata, barangsiapa berakhlak terpuji maka dia akan mendapat keuntungan di dunia dan juga di perhatikanlah riwayat tentang Ummu Salamah berikut ini Ketika sedang bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, Ummu Salamah teringat akan kehidupan akhirat dan apa yang telah dipersiapkan oleh Allah pada kehidupan tersebut. Maka berkatalah Ummu Salamah, “Wahai Rasulullah, seorang wanita memiliki dua suami saat di dunia. Kemudian, apabila ia dan kedua suaminya meninggal dunia dan mereka semua masuk surga, akan bersama suaminya yang manakah wanita tersebut di surga?”Apakah jawaban beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam? Apakah yang akan beliau katakan? Apakah beliau akan menjawab bahwa ia akan bersama yang paling banyak shalat malamnya, yang paling banyak puasanya, ataukah yang paling luas ilmunya?Tidak, ternyata bukan itu jawaban beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam. Akan tetapi, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Dia akan bersama suaminya yang paling baik akhlaknya.”Ummu Salamah terkejut dengan jawaban tersebut. Melihat keterkejutannya, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam berkata kepadanya, “Wahai Ummu Salamah, akhlak yang terpuji itu akan membawa kepada kebaikan dunia dan akhirat.”Ya, akhlak yang terpuji itu akan membawa kepada kebaikan dunia dan akhirat. Adapun yang dimaksud dengan kebaikan dunia adalah tertanamnya kecintaan di hati setiap makhluk terhadapnya, sedangkan kebaikan di akhirat adalah pahala besar yang akan diperolehnya kelak. Bahkan, meskipun seseorang mengerjakan banyak amal saleh, niscaya amal-amalnya itu bisa rusak dan tidak bermanfaat bila ia berakhlak ketika diceritakan kepada Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam tentang wanita yang rajin melaksanakan shalat, berpuasa, bersedekah, mengerjakan kebajikan ini dan itu, akan tetapi ia juga sering menyakiti tetangganya dengan lidahnya baca berakhlak tercela. Maka Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam pun bersabda, “Dia kelak akan masuk neraka.”Pada diri Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam terdapat banyak suri tauladan dalam hal akhlak yang terpuji; beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam adalah orang yang murah hati, berani dan tegas, lembut dan santun, lebih pemalu dari seorang gadis yang tengah dipingit, dan senantiasa memegang amanah serta jujur dalam bertutur kata. Dan orang-orang kafir telah bersaksi atas semua akhlak terpujinya ini sebelum orang-orang yang beriman; juga orang-orang fasik sebelum orang-orang pada saat turunnya wahyu yang pertama kepada beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam dan Khadijah melihat perubahan keadaan beliau yang terus diterpa kecemasan dan kekhawatiran, Khadijah sampai berkata kepada beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam, “Tetapkanlah hatimu. Demi Tuhan, Allah tidak akan pernah mengecewakan dirimu.” Mengapa?Khadijah melanjutkan, “Bukankah engkau senantiasa menyambung tali silaturahim, membantu yang lemah, memberi orang yang tidak mampu, memuliakan tamu, menolong orang yang mendapat musibah, berkata jujur, dan menunaikan amanah dengan baik?”Selain itu, Allah juga telah memujinya dengan pujian yang akan selalu kita baca sampai Hari Kiamat kelak, yaitu dalam firman-Nya yang berbunyi “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” QS. Al-Qalam 4. Ditegaskan pula, bahwasanya akhlak beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam adalah Al-Qur’an. Apabila membaca, “Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik,” QS. Al Baqarah 195 maka beliau berbuat baik terhadap siapa saja, terhadap orangtua ataupun anak kecil, terhadap si kaya ataupun si miskin, terhadap mereka yang berkedudukan tinggi ataupun mereka yang biasa-biasa ketika mendengar firman Allah, “Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka…” QS. Al Baqarah 109, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam pun senantiasa memberi maaf setiap orang yang bersalah kepadanya. Manakala membaca firman Allah “Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia….” QS. Al Baqarah 83, beliau juga selalu berbicara kepada siapa pun dengan perkataan dan ucapan-ucapan yang beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam adalah panutan kita, hendaklah sikap dan perilaku beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam juga menjadi sikap dan perilaku kita. Perhatikanlah kehidupan beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam, bagaimana beliau bermuamalah dengan orang lain, bagaimana beliau menyikapi kesalahan mereka, bagaimana beliau menghadapi gangguan mereka, bagaimana upaya keras beliau untuk menyenangkan mereka, dan bagaimana perjuangan beliau dalam menyeru mereka kepada hari, Anda melihat beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam membantu meringankan beban orang miskin, hari berikutnya beliau mendamaikan dua belah pihak yang tengah berselisih, dan pada hari lainnya beliau menyeru orang-orang kafir kepada Allah. Demikian seterusnya hingga umur beliau pun semakin tua dan tulang beliau semakin lemah. Dan tentang keadaan beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam di akhir hayatnya, Aisyah menuturkannya sebagaimana berikut “Kebanyakan shalat Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam setelah beliau tua adalah dikerjakan sambil duduk.” Mengapa? Tak lain, karena tulang beliau telah dilemahkan oleh banyaknya beliau berbuat untuk umat jiwa-jiwa telah lanjut usiaTubuh akan mudah lelah tuk memenuhi keinginannyaBahkan, karena ingin selalu berakhlak mulia sepanjang hidupnya, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam sampai berdoa kepada Allah seperti ini “Ya Allah, sebagaimana telah Engkau baguskan tubuhku, baguskan pula akhlakku.” 8Beliau juga pernah berdoa seperti ini“Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku akhlak yang terpuji, karena tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepada akhlak yang terpuji kecuali Engkau. Dan palingkanlah diriku dari akhlak yang tercela, karena tidak ada yang bisa memalingkan akhlak yang tercela dariku kecuali Engkau.” 9Singkat kata, kita semua sangat perlu meneladani semua akhlak beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam dalam interaksi kita dengan sesama orang Muslim dalam rangka mengambil hati mereka dan mengajarkan kebaikan kepada mereka, juga dalam pergaulan kita dengan orang-orang kafir agar mereka mengetahui Islam yang sebenarnya. [/ANW]“Perbaguslah niat Anda agar kecakapan Anda bermuamalah dengan orang lain menjadi sebuah ibadah yang bisa mendekatkan diri Anda kepada Allah…”1 Hadis ini shahih dan diriwayat oleh HR. Ahmad da HR. HR. Tirmidzi hadis ini sahih.5 HR. HR. Abu Daud sahih.7 HR. Tirmidzi sahih.8 HR. Ahmad sahih.9 HR. Muslim.
Akhlakkepada orang tua yaitu berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan. Akhlak kepada orang tua yaitu berbuat baik kepada. School Nasional University; Course Title MANAJEMEN 123; Uploaded By ProfTitanium2302. Pages 40 Ratings 100% (1) 1 out of 1 people found this document helpful;
21 “Semoga ulang tahun pernikahan yang kesekian kalinya ini akan membawa kita kepada tahun-tahun yanng penuh dengan kebahagiaan dan suka cita. Mari kita rayakan dan buat hari ini penuh dengan kenangan.” 22. “Kau bukan hanya temanku, tetapi cintaku. Kau bukan hanya cintaku, tetapi hatiku. Kau bukan hanya hatiku, tetapi hidupku.
Telahmenceritakan kepada kami Harmalah bin Yahya telah memberitakan kepada kami Ibnu Wahab dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia
Ucapanyg baik akan membawa kepada akhlak - 15958871 abimanyu52 abimanyu52 22.05.2018 B. Arab Sekolah Dasar Ucapan yg baik akan membawa kepada akhlak 2 Lihat jawaban shaalimm shaalimm Akhlak yang baik monmap kl slh yang bener karimah,atau mahmudah,gmn sih sugaoppa sugaoppa Baik dan mulia .. smoga membantu
A Pembinaan Akhlak. Akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab yaitu أخلق bentuk jamak dari bentuk خلق atau الخلق yang secara etimologi diartikan dengan “budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat”.[1] Pengertian-pengertian tersebut di atas yang akan dijelaskan dalam pembahasan ini adalah budi pekerti.
B7mO. j6a0d17xb9.pages.dev/384j6a0d17xb9.pages.dev/810j6a0d17xb9.pages.dev/493j6a0d17xb9.pages.dev/906j6a0d17xb9.pages.dev/606j6a0d17xb9.pages.dev/151j6a0d17xb9.pages.dev/323j6a0d17xb9.pages.dev/69j6a0d17xb9.pages.dev/496j6a0d17xb9.pages.dev/422j6a0d17xb9.pages.dev/613j6a0d17xb9.pages.dev/166j6a0d17xb9.pages.dev/292j6a0d17xb9.pages.dev/466j6a0d17xb9.pages.dev/673
ucapan yang baik akan membawa kepada akhlak